
Apakah Anda sedang mencari panduan sholat yang lengkap sesuai dengan amaliah warga Nahdlatul Ulama (NU)? Anda berada di tempat yang tepat. Artikel ini akan mengupas tuntas tata cara sholat NU, mulai dari dasar fiqih, niat, rukun, bacaan, hingga amalan dzikir setelah sholat.
Tuntunan sholat Nahdlatul Ulama berlandaskan pada ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) an-Nahdliyah, yang dalam praktiknya mengikuti Mazhab Syafi’i secara konsisten. Mari kita selami panduannya langkah demi langkah.
Memahami Dasar Fiqih Sholat Menurut NU
Sebelum masuk ke tata cara, penting untuk memahami fondasi yang menjadi dasar amalan sholat warga Nahdliyin. Landasannya ada tiga:
- Aqidah: Mengikuti rumusan Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi.
- Fiqih (Hukum): Berpegang teguh pada Mazhab Syafi’i, yang dikenal sangat teliti dalam hal syarat dan rukun ibadah.
- Tasawuf: Meneladani ajaran Imam al-Ghazali untuk menyempurnakan ibadah dengan keikhlasan dan akhlak mulia.
Kombinasi inilah yang membuat tata cara sholat NU sangat terjaga keabsahannya (sah secara fiqih) sekaligus bernilai spiritual tinggi.
Rukun Sholat: 13 Langkah Wajib Agar Sholat Sah
Menurut Mazhab Syafi’i, sholat memiliki 13 rukun yang wajib dipenuhi. Jika satu saja tertinggal, maka sholat tersebut tidak sah dan harus diulang. Berikut adalah panduan lengkapnya.
1. Niat (Di Dalam Hati & Dilafalkan)
Niat adalah rukun pertama yang tempatnya di dalam hati. Namun, kalangan NU sangat menganjurkan melafalkan niat (talaffudz binniyah) sebelum takbir. Tujuannya adalah untuk memantapkan niat di hati dan menghindari was-was.
Contoh Lafal Niat Sholat Maghrib (Sebagai Imam):
أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Ushallī fardhal maghribi tsalātsa raka’ātin mustaqbilal qiblati imāman lillāhi ta’ālā. Artinya: “Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat, menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta’ala.”
Klik disini untuk Bacaan Niat Sholat Fardhu 5 Waktu yang Benar & Lengkap
2. Berdiri bagi yang Mampu
Sholat fardhu wajib dilaksanakan dengan posisi berdiri tegak bagi yang sehat secara fisik.
3. Takbiratul Ihram
Mengucapkan “Allāhu Akbar” (ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ) sambil mengangkat kedua tangan. Ini adalah gerbang masuk ke dalam sholat.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah adalah rukun qauli (ucapan) yang wajib. Dalam Mazhab Syafi’i, Basmalah adalah ayat pertama dari Al-Fatihah yang wajib dibaca.
Sebelum Al-Fatihah, disunnahkan membaca Doa Iftitah.
5. Ruku’ dengan Tuma’ninah
Membungkuk hingga punggung lurus sambil membaca tasbih. Tuma’ninah (berhenti sejenak hingga tubuh tenang) dalam posisi ini adalah bagian dari rukun.
Bacaan Ruku’: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ (3x) Subhāna rabbiyal ‘azhīmi wa bihamdih.
6. I’tidal dengan Tuma’ninah
Bangun dari ruku’ dan berdiri tegak (i’tidal). Saat bangkit, ucapkan Sami’allāhu liman hamidah, dan saat sudah berdiri tegak, baca doa i’tidal.
7. Sujud Dua Kali dengan Tuma’ninah
Bersujud dengan 7 anggota tubuh menyentuh alas: dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung jari kaki.
Bacaan Sujud: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (3x) Subhāna rabbiyal a’lā wa bihamdih.
8. Duduk di Antara Dua Sujud
Duduk iftirasy (menduduki telapak kaki kiri) sambil membaca doa khusus. Tuma’ninah dalam posisi ini juga wajib.
9. Tasyahud (Tahiyat) Awal
Dilakukan pada rakaat kedua dalam sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Bacaannya sampai pada shalawat Nabi.
10. Tasyahud (Tahiyat) Akhir
Dilakukan pada rakaat terakhir sebelum salam. Duduknya dengan posisi tawarruk. Bacaannya lengkap hingga shalawat Ibrahimiyah dan doa sebelum salam.
11. Membaca Shalawat Nabi
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah rukun yang menjadi bagian dari tasyahud akhir. Warga NU biasa menambahkan lafal “Sayyidina” sebagai bentuk penghormatan.
12. Mengucapkan Salam Pertama
Menoleh ke kanan sambil mengucapkan “As-salāmu ‘alaikum wa rahmatullāh”.
13. Tertib
Melaksanakan semua rukun di atas secara berurutan tanpa mengubahnya.
5 Ciri Khas Sholat Warga NU yang Perlu Anda Tahu
Selain rukun yang menjadi standar, ada beberapa amalan sunnah yang sangat identik dengan praktik sholat warga Nahdliyin.
- Doa Qunut pada Sholat Subuh: Ini adalah sunnah yang sangat dianjurkan (mu’akkadah) dalam Mazhab Syafi’i. Dibaca saat i’tidal di rakaat kedua sholat Subuh.
- Dzikir & Wirid Berjamaah: Setelah salam, imam akan memimpin dzikir dan doa dengan suara yang terdengar (jahr). Ini adalah tradisi kuat yang bertujuan meraih fadhilah (keutamaan) berdzikir bersama.
- Menggunakan “Sayyidina”: Menambahkan kata “Sayyidina” (junjungan kami) sebelum nama Nabi Muhammad SAW dalam shalawat sebagai bentuk adab dan penghormatan.
- Mengangkat Tangan di 4 Posisi: Mengangkat tangan saat takbiratul ihram, saat akan ruku’, saat bangun dari ruku’ (i’tidal), dan saat bangkit ke rakaat ketiga.
- Mengeraskan Basmalah: Saat sholat jahr (Maghrib, Isya, Subuh), imam akan mengeraskan bacaan “Bismillahir-rahmanir-rahim” karena dianggap sebagai bagian dari Al-Fatihah.
Wirid dan Dzikir Setelah Sholat NU (Amalan Penuh Berkah)
Berikut adalah rangkaian dzikir yang umum dibaca setelah sholat fardhu di kalangan NU, dipimpin oleh imam:
- Membaca Istighfar (3x).
- Membaca tahlil singkat: Lā ilāha illallāh wahdahū lā syarīka lah…
- Membaca Allahumma antas salām…
- Membaca Surat Al-Fatihah.
- Membaca Ayat Kursi.
- Tasbih (Subhanallah 33x), Tahmid (Alhamdulillah 33x), Takbir (Allahu Akbar 33x).
- Ditutup dengan bacaan Tahlil lengkap dan Doa bersama.
[Link Internal: Anda bisa menautkan teks “Doa bersama” ke artikel lain di website Anda yang berjudul “Kumpulan Doa Setelah Sholat Lengkap”.]
FAQ – Pertanyaan Umum Seputar Sholat NU
1. Mengapa orang NU pakai ‘Sayyidina’ saat shalawat? Penggunaan “Sayyidina” adalah bentuk ta’dzim atau penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Para ulama Syafi’iyah menganjurkannya sebagai bagian dari adab (etika) yang baik kepada Rasulullah.
2. Apa hukum doa qunut Subuh menurut NU? Berdasarkan Mazhab Syafi’i, hukum membaca doa qunut pada sholat Subuh adalah sunnah ab’adh, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Jika terlupa, disunnahkan untuk melakukan sujud sahwi.
3. Apakah wajib melafalkan niat (ushalli)? Hukumnya sunnah. Menurut ulama Syafi’iyah, melafalkan niat membantu lisan selaras dengan hati, sehingga lebih mudah untuk fokus dan khusyuk. Yang menjadi rukun tetaplah niat yang ada di dalam hati.
Kesimpulan
Tuntunan sholat NU adalah praktik ibadah yang memiliki landasan dalil yang kuat dari Al-Qur’an, Hadits, serta ijtihad para ulama Mazhab Syafi’i. Setiap gerak dan bacaannya sarat akan makna dan bertujuan untuk mencapai kesempurnaan ibadah di hadapan Allah SWT.
Semoga panduan ini bermanfaat bagi Anda dalam menyempurnakan ibadah sholat sehari-hari. Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah!
Tuntunan Sholat NU: Tata Cara Lengkap dari Niat hingga Dzikir | Bagaimana Tata Cara Sholat NU yang Benar? Ini Panduan Lengkapnya | Sempurnakan Ibadah: Panduan Sholat Lengkap ala Nahdlatul Ulama (Aswaja)
Satu tanggapan pada “Panduan Lengkap: Tuntunan Sholat NU Sesuai Mazhab Syafi’i (Update 2025)”