0
Keranjang Anda

Mengupas Tuntas Doa I’tidal: Bacaan, Makna, dan Keutamaannya dalam Sholat


Jakarta, Indonesia – Bagi setiap Muslim, sholat adalah tiang agama yang pelaksanaannya harus dilakukan dengan sempurna, baik dari segi gerakan maupun bacaan. Salah satu rukun fi’li (perbuatan) dalam sholat yang seringkali terlewatkan kekhusyukannya adalah i’tidal. Gerakan bangkit dari rukuk dan berdiri tegak sebelum sujud ini memiliki bacaan doa khusus yang sarat akan makna dan keutamaan. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal tentang doa i’tidal, mulai dari bacaannya yang sesuai sunnah, artinya yang mendalam, hingga hikmah di baliknya demi menyempurnakan ibadah sholat kita.

Memahami Makna dan Hukum I’tidal

Secara bahasa, i’tidal berasal dari kata ‘adala’ yang berarti lurus atau tegak. Dalam konteks sholat, i’tidal adalah gerakan kembali ke posisi berdiri tegak lurus setelah rukuk, dengan niat untuk menghormati dan mengagungkan Allah SWT. Mayoritas ulama, termasuk mahzab Syafi’i, Maliki, dan Hambali, sepakat bahwa i’tidal merupakan salah satu rukun sholat yang wajib dilaksanakan. Meninggalkannya dengan sengaja dapat membatalkan sholat.

Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, di mana Rasulullah bersabda kepada orang yang sholatnya tidak benar:

“Kemudian bangkitlah (dari rukuk) hingga engkau berdiri tegak (i’tidal).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain sebagai rukun, i’tidal juga merupakan waktu untuk tuma’ninah, yaitu berhenti sejenak dalam keadaan tenang hingga seluruh tulang punggung kembali ke posisi semula. Tuma’ninah dalam i’tidal ini juga bersifat wajib dan menjadi salah satu penentu sahnya sholat.

Bacaan Doa I’tidal yang Shahih dan Beragam

Terdapat beberapa pilihan bacaan doa i’tidal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dari yang paling singkat hingga yang lebih panjang. Umat Muslim dapat memilih salah satunya sesuai dengan kemampuannya.

Saat bangkit dari rukuk, disunnahkan untuk membaca:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami’allahu liman hamidah.

Artinya: “Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya.”

Setelah berdiri tegak dalam posisi i’tidal, dilanjutkan dengan membaca salah satu dari doa-doa berikut:

1. Bacaan I’tidal Singkat (Paling Umum)

Ini adalah bacaan yang paling dasar dan umum dilafalkan:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

Rabbana wa lakal-hamd.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, dan bagi-Mu lah segala puji.”

2. Bacaan I’tidal Versi Lebih Panjang

Terdapat versi yang lebih panjang dan memiliki keutamaan yang lebih besar:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbana lakal-hamdu mil’us-samawati wa mil’ul-ardhi wa mil’u ma syi’ta min syai’in ba’du.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu.”

Kaligrafi doa i'tidal

3. Bacaan I’tidal dengan Tambahan Pujian

Ada juga riwayat lain yang menambahkan pujian yang lebih spesifik, seperti yang biasa diamalkan oleh kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dengan sedikit perbedaan redaksi namun esensi yang sama:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Rabbana wa lakal-hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fih.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, pujian yang banyak, yang baik, dan yang diberkahi di dalamnya.”

Keutamaan dan Hikmah di Balik Doa I’tidal

Membaca doa i’tidal dengan penuh penghayatan memiliki berbagai keutamaan. Salah satu yang paling utama adalah diampuninya dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Apabila imam mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah’, maka ucapkanlah ‘Rabbana wa lakal-hamd’. Barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hikmah dari gerakan dan doa i’tidal adalah sebagai bentuk pengagungan dan rasa syukur seorang hamba kepada Rabb-nya. Setelah merunduk dalam posisi rukuk, seorang Muslim bangkit dengan memuji Allah yang Maha Mendengar, mengakui bahwa segala pujian hanyalah milik-Nya, sepenuh langit dan bumi. Ini adalah momen refleksi singkat akan kebesaran Allah sebelum kembali merendahkan diri dalam sujud.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

Untuk menyempurnakan sholat, perhatikan beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat i’tidal:

  1. Tidak Tuma’ninah: Melakukan i’tidal dengan terburu-buru tanpa berhenti sejenak dalam posisi tegak yang sempurna.
  2. Punggung Belum Lurus: Bangkit dari rukuk namun posisi punggung masih sedikit membungkuk.
  3. Tidak Membaca Doa: Melewatkan bacaan doa i’tidal sama sekali.
  4. Gerakan yang Berlebihan: Menambah gerakan-gerakan yang tidak dicontohkan, seperti mengayunkan tangan secara berlebihan.

Dengan memahami bacaan, makna, serta keutamaan dari doa i’tidal, diharapkan kita dapat melaksanakan setiap gerakan sholat dengan lebih khusyuk dan sempurna. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca dalam upaya meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *